A.
Pengertian
Model
Model adalah pola,
contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Model
adalah abstraksi dari sistem
sebenarnya, dalam gambaran
yang lebih sederhana
serta mempunyai tingkat presentase
yang bersifat menyeluruh.
Sedangkan menurut
Simamarta, model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan
perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.
B.
Pengertian
pembelajaran
Berikut
ini adalah pengertian dan definisi pembelajaran menurut beberapa ahli:
1.
Knowles
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.
Slavin
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.
3.
Woolfolk
Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku.
Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku.
4. Crow & Crow
Pembelajaran adalah
pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.
5. Rahil Mahyuddin
Pembelajaran adalah
perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan
ilmu dan perkembangan kemahiran intelek.
6. Achjar Chali
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
7.
Corey
Pembelajaran adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus
8.
G. A. Kimble
Pembelajaran
merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat
latihan yang diperkukuh.
9. Munif Chatib
Pembelajaran adalah
proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa
sebagai penerima informasi.
C. Pengertian
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematika mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.[1]
Dapat pula dikatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki
ciri-ciri khusus yaitu:
a.
Rasional teoritik yang
logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b.
Landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c.
Tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan
belajar yang duperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.[2]
Kardi dan Nur menyatakan bahwa ada
lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran,
yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan
masalah; diskusi; dan learning strategi.[3]
Guru sangat membutuhkan model
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Namun tidak semua materi
pelajaran dapat disajikan dengan model pembelajaran yang sama. Karena itu dalam
memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi
siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan
model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan
belajar siswa.
1.
Macam-macam
Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran Langsung
1)
Pengertian Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada
guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas
informasi materi ajar.
2)
Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun
macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
a.
Ceramah, merupakan
suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah
pendengar.
b.
Praktek dan latihan,
merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung dengan cepat
yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
c.
Ekspositori, merupakan
suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, hanya saja
frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
d.
Demonstrasi, merupakan
suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah dan ekspositori,
hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak
dilibatkan.
e.
Questioner
f.
Mencongak
3)
Ciri-Ciri Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1.
Proses pembelajaran
didominasi oleh keaktifan guru.
2.
Suasana kelas
ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3.
Lebih mengutamakan
keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran.
4.
Materi ajar bersumber
dari guru.
4)
Tujuan Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai
dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini
cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model
pembelajaran yang lain.
b. Model Pembelajaran Kooperatif
1)
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Ibrahim, model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya
tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Sedangkan
menurut Slavin, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning menurut Nur dan Mikandari mengacu pada
model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu
dalam belajar.
Eggen
dan Kauchak mendefinisikan pembelajaran
kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa
saling membantu dalam mempelajari sesuatu.
2)
Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
Ada
4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends yaitu;
a.
Student Teams
Achievement Division (STAD)
b.
Group Investigation
c.
Jigsaw
d.
Structural Approach
Sedangkan
dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
a.
Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis
pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan
b.
Team Accelerated
Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6
(setingkat TK).
Model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan,
dan struktur penghargaan
a.
Struktur tugas mengacu
pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas
b.
Struktur tujuan, yaitu
sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru pada akhir
pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam
struktur tujuan, yaitu: Struktur tujuan individualistic, Struktur tujuan
kompetitif, Struktur tujuan kooperatif.
c.
Struktur penghargaan
kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok jika keberhasilan
kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota kelompok.
3)
Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif
Menurut
Arends, pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
siswa bekerja dalam
kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
b.
kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
c.
jika mungkin, anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda,
d.
penghargaan lebih
berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Pembelajaran
kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
b.
Menyampaikan informasi.
c.
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d.
Membantu siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok.
e.
Evaluasi atau
memberikan umpan balik.
f.
Memberikan penghargaan.
4)
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan pembelajaran yang disajikan, yaitu sebagai berikut:
a.
Meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
b.
Penerimaan yang luas
terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,
maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
c.
Mengajarkan kepada
siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena
banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
5)
Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif
Melalui
model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi
juga ketrampilan yang lain, seperti:
a.
Keterampilan-keterampilan
Sosial
b.
Keterampilan Berbagi
c.
Keterampilan Berperan
Serta
d.
Keterampilan-keterampilan
Komunikasi
e.
Pembangunan Tim
f.
Keterampilan-keterampilan
Kelompok
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1)
Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut
Ratumanan, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu
siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran
ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
2)
Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam
pembelajaran berdasarkan masalah antara lain :
a.
Pembelajaran
berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran yang
memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
b.
pembelajaran
berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan pembelajaran
yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang
benar dan nyata.
c.
belajar otentik
(authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa
mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam
konsteks kehidupan nyata.
d. Pembelajaran
bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti
metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
3)
Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri
dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends antara lain :
a.
Pengajuan pertanyaan
atau masalah.
b.
Berfokus pada
keterkaitan antar disiplin.
c.
Penyelidikan
autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah
mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian
nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan
menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
d.
Menghasilkan produk dan
memamerkannya.
e.
Kolaborasi.
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog serta untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
keterampilan berfikir.
Pengajaran
berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian
dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan
langkah-langkah berikut:
1)
Tahap
1
Orientasi
siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
2)
Tahap
2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3)
Tahap
3
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
4)
Tahap
4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5)
Tahap
5
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.
4)
Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan
intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pelajar yang otonom dan mandiri.
Menurut
Sudjana, manfaat khusus yang
diperoleh dari metode Dewey adalah
metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan
tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak
dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.
5)
Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut
Ibrahim, di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran
guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
a.
Mengajukan masalah atau
mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata
sehari-hari.
b.
Memfasilitasi/membimbing
penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/
percobaan.
c.
Memfasilitasi dialog
siswa.
d. Mendukung
belajar siswa.
[1] Kardi dan Nur,2003, Pengantar pada Pembelajaran dan Pengelolaan
Kelas, Surabaya: Uni Press, Hal. 9
[2] Ibid
[3] Ibid, Hal. 10
No comments:
Post a Comment