Wellcome to Jeymind18

Tuesday 7 August 2018

  1. Silabus Al-Quran Hadits [ Kls X | Kls XI | Kls XII
  2. RPP Al-Quran Hadits [ Kls X | Kls XI | Kls XII
  3. RPP Akidah Akhlak [ Kls X | Kls XI | Kls XII ]

Perangkat Pembelajaran Fiqih MA

Perangkat Pembelajaran Fiqih MA
Silahkan download sendiri
1. Standar Kompetensi Lulusan Pelajaran Fiqih
- SKL Fiqih MA Kelas X, 1-2
- SKL Fiqih MA Kelas XI, 1-2
- SKL Fiqih MA Kelas XII, 1-2

Perangkat Pembelajaran Bahasa Arab MA

Ini merupakan kumpulan SKL, Sylabus, RPP, Promes, Protah, Rincian Efekif dan Pemetaan untuk mata pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Silahkan di Download
1. Standar Kompetensi Lulusan Pelajaran Bahasa Arab
- SKL Bahasa Arab MA Kelas X XI XII
2. Sylabus Silabus Bahasa Arab
- SILABUS Bahasa Arab MA Kelas X, Ganjil
- SILABUS Bahasa Arab MA Kelas X, Genap
- SILABUS Bahasa Arab MA Kelas XI, Ganjil
- SILABUS Bahasa Arab MA Kelas XI, Genap
- SILABUS Bahasa Arab MA Kelas XII, Ganjil
- SILABUS Bahasa Arab MA Kelas XII, Genap
3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP Bahasa Arab MA Kelas X, Ganjil
- RPP Bahasa Arab MA Kelas X, Genap
- RPP Bahasa Arab MA Kelas XI, Ganjil
- RPP Bahasa Arab MA Kelas XI, Genap
- RPP Bahasa Arab MA Kelas XII, Ganjil
- RPP Bahasa Arab MA Kelas XII, Genap
4. PROMES (Program Semester) Bahasa Arab MA
- PROMES Bahasa Arab MA Kelas X, 1-2
- PROMES Bahasa Arab MA Kelas XI, 1-2
- PROMES Bahasa Arab MA Kelas XII, 1-2
5. PROTAH (Program Tahunan) Bahasa Arab
- PROTAH Bahasa Arab MA Kelas X, 1-2
- PROTAH Bahasa Arab MA Kelas XI, 1-2
- PROTAH Bahasa Arab MA Kelas XII, 1-2
6. Rincian Efektif
RINCIAN EFEKTIF Bahasa Arab MA Kelas X, 1-2
- RINCIAN EFEKTIF Bahasa Arab MA Kelas XI, 1-2
- RINCIAN EFEKTIF Bahasa Arab MA Kelas XII, 1-2
7. PEMETAAN SK-KD Bahasa Arab MA
- PEMETAAN SK-KD Bahasa Arab MA Kelas X, 1-2
- PEMETAAN SK-KD Bahasa Arab MA Kelas XI, 1-2
- PEMETAAN SK-KD Bahasa Arab MA Kelas XII, 1-2
8. KKM Bahasa Arab MA
- KKM Bahasa Arab MA Kelas X, 1-2
- KKM Bahasa Arab MA Kelas XI, 1-2
- KKM Bahasa Arab MA Kelas XII, 1-2

Perangkat Pembelajaran Al-Qur'an Hadits Kelas X-XII

Al-Qur'an Hadits Kelas X

Al-Qur'an Hadits Kelas XI
SKL Qurdits Kelas XI Sem 1-2
SILABUS Qurdits Kelas XI Sem 1-2
RPP Qurdits Kelas XI Sem 1-2
PROMES Qurdits Kelas XI Sem 1-2
PROTA Qurdits Kelas XI Sem 1-2
RINCIAN EFEKTIF Qurdits Kelas XI Sem 1-2
PEMETAAN Qurdits Kelas XI Sem 1-2
KKM Qurdits kelas XI Sem 1-2

Al-Qur'an Hadits Kelas XII
SKL Qurdits Kelas XII Sem 1-2
SILABUS Qurdits Kelas XII Sem 1-2
RPP Qurdits Kelas XII Sem 1-2
PROMES Qurdits Kelas XII Sem 1-2
PROTA Qurdits Kelas XII Sem 1-2
RINCIAN EFEKTIF Qurdits Kelas XII Sem 1-2
PEMETAAN qurdits Kelas XII Sem 1-2
KKM Qurdits Kelas XII Sem 1-2

Perangkat Pembelajaran SKI MA


1. Standar Kompetensi Lulusan Pelajaran SKI
- SKL SKI MA Kelas XII
2. Sylabus Silabus SKI

- SILABUS SKI MA Kelas XII,
3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

- RPP SKI MA Kelas XII,
4. PROMES (Program Semester) SKI MA

- PROMES SKI MA Kelas XII, 1-2
5. PROTAH (Program Tahunan) SKI

- PROTAH SKI MA Kelas XII, 1-2
6. Rincian Efektif

- RINCIAN EFEKTIF SKI MA Kelas XII, 1-2
7. PEMETAAN SK-KD SKI MA
- PEMETAAN SK-KD SKI MA Kelas X, 1-2
8. KKM SKI MA
- KKM SKI MA Kelas X, 1-2
- KKM SKI MA Kelas XI, 1-2

TASAWUF DALAM ISLAM


        I.            Pengertian Tasawuf
            Tasawuf menurut etimologi diambil dari kata shafa yang berarti bersih, yaitu bersih hati, pikiran, ucapan, dan perbuatan dari segala sifat yang tercela di hadapan Allah swt.
Kata tasawuf juga berasal dari kata suf yang artinya kain yang terbuat dari bulu domba yang di sebut wool. Wool sifatnya kasar melambangkan kesederhanaan hidup yang memakainya.[1]
Dan ada yang berpendapat bahwa kata tasawuf berasal dari kata shifah yang artinya sifat, sebab seorang sufi adalah orang yang menghiasi dirinya dari segala sifat yang terpuji dan meninggalkan sifat tercela.[2]
Tasawuf menurut terminologi adalah suatu ilmu yang membahas mengenai tata cara dan proses pensucian diri dari segala sifat yang tercela, sehingga dapat berhubungan secara rohaniah dengan Allah swt.
 Menurut Junayd Al- Baghdadi menyatakan bahwa tasawuf adalah menyerahkan diri anda kepada Allah swt. Dan berakhlaq luhur ( mulia) dan meninggalkan akhlaq tercela.
 Syeikh Islam Zakaria Ansari  tasawuf adalah mengajarkan cara untuk menyucikan diri, meningkatkan moral dan membangu kehidupan jasmani dan rohani guna mencapai kebahagian abadi. Unsur utama tasawuf adalah penyucian jiwa dan tujuan akhirnya adalah tercapainya kebahagian dan keselamatan dunia akhirat.[3]

      II.            DASAR- DASAR QUR’ANI
Tasawuf memperoleh perhatian yang besar dalam ajaran islam. Banyak ayat Al- Qur’an yang menganjurkan manusia agar bertaubat, zuhud, niat yang ikhlas, sabar, tawakal, dan ridha. Dengan sifat- sifat tersebut dapat terpelihara kesucian diri merupakan kunci kebahagian yang sejati.[4]
Diantara ayat-ayat Allah yang dijadikan landasan akan urgensi kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur’an.
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kamiberikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”. (Q.S Asy-Syuura : 20).
Diantara nash-nash al-Qur’an yang mememerintahkan orang-orang beriman agar senantiasa berbekal untuk akhirat adalah firman Allah :
            “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. ( Q.S al-Hadid :20)
Ayat ini menandaskan bahwa kebanyakan manusia melaksanakan amalan-amalan yang menjauhkannya dari amalan-amalan yang bermanfaat untuk diri dan keluarganya, sehingga mereka dapat kita temukan menjajakan diri dalam kubangan hitamnya kesenangan dan gelapnya hawa nafus mulai dari kesenangan dalam berpakaian yang indah, tempat tinggal yang megah dan segala hal yang dapat menyenangkan hawa nafsu, berbangga-bangga dengan nasab dan banyaknya harta serta keturunan (anak dan cucu). Akan tetapi semua hal tesebut bersifat sementar dan dapat menjadi penyebab utama terseretnya seseorang kedalam azab yang sangat pedih pada hari ditegakkannya keadilan di sisi Allah, karena semua hal tersebut hanyalah kesenangan yang melalaikan, sementara rahmat Allah hanya terarah kepada mereka yang menjauhkan diri dari hal-hal yang melallaikan tersebut.
Ayat al-Qur’an lainnya yang dijadikan sebagai landasan kesufian adalah ayat-ayat yang berkenaan dengan kewajiban seorang mu’min untuk senantiasa bertawakkal dan berserah diri hanya kepada Allah swt semata serta mencukupkan bagi dirinya cukup Allah sebagai tempat menggantungkan segala urusan, ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut cukup variatif tetapi penulis mmencukupkan pada satu diantara ayat –ayat tersebut yaitu firman Allah :  
 “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. ( Q.S ath-Thalaq 3)
Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi landasan munculnya kezuhudan dan menjadi jalan kesufian adalah ayat-ayat yang berbicara tentang rasa takut kepadan Allah dan hanya berharap kepada-Nya diantaranya adalah firman Allah:A
“ lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[5] dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (Q.S as-Sajadah : 16)
    III.            SEJARAH TIMBULNYA TASAWUF
Menurut al-Dzahabi, istilah sufi mulai dikenal pada abad ke-2 Hijriyah, tepatnya tahun 150 H. Orang pertama yang dianggap memperkenalkan istilah ini kepada dunia Islam adalah Abu Hasyim al-Sufi atau akrab disebut juga Abu Hasyim al-Kufi. Tetapi pendapat lain menyebutkan bahwa tasawuf baru muncul di dunia Islam pada awal abad ke-3 hijriyah yang dipelopori oleh al-Kurkhi, seorang masihi asal Persia.
Tokoh ini mengembangkan pemikiran bahwa cinta (mahabbah) kepada Allah adalah sesuatu yang tidak diperoleh melalui belajar, melainkan karena faktor pemberian (mauhibah) dan keutamaan dari-Nya. Adapun tasawuf baginya adalah mengambil kebenaran-kebenaran hakiki. Tesis ini kemudian menjadi suatu asas dalam perkembangan tasawuf di dunia Islam. Beberapa tokoh lainnya yang muncul pada periode ini adalah:
1.       Al-Suqti (w.253 H)
2.       Al-Muhasibi (w. 243 H)
3.       Dzunnun al-Hasri (w. 245 H).
Tasawuf kemudian semakin berkembang dan meluas ke penjuru dunia Islam pada abad ke-4 H dengan sistem ajaran yang semakin mapan. Belakangan, al-Ghazali menegaskan tasawuf atau hubbullah (cinta kepada Allah) sebagai keilmuan yang memiliki kekhasan tersendiri di samping filsafat dan ilmu kalam.
Pada abad ke-4 dan ke-5 hijriyah inilah konflik pemikiran terjadi antara kaum sufi dan para fuqaha’. Umumnya, kaum sufi dengan berbagai tradisi dan disiplin spiritual yang dikembangkannya dipandang oleh para fuqaha’ sebagai kafir, zindiq dan menyelisihi aturan-aturan syari’at. Konflik ini terus berlanjut pada abad berikutnya, terlebih lagi ketika corak falsafi masuk dalam tradisi keilmuan tasawuf dengan tokoh-tokohnya seperti Ibn al-’Arabi dan Ibn al-Faridl pada abad ke-7 H. Realitas inilah yang kemudian menimbulkan pembedaan dua corak dalam dunia tasawuf, yaitu antara tasawuf ‘amali (praktis) dan tasawuf nazari (teoritis).
Tasawuf praktis atau yang disebut juga tasawuf sunni atau akhlaki merupakan bentuk tasawuf yang memagari diri dengan al-Qur’an dan al-Hadith secara ketat dengan penekanan pada aspek amalan dan mengaitkan antara ahwal dan maqamat. Sedangkan tasawuf teoritis atau juga disebut tasawuf falsafi cenderung menekankan pada aspek pemikiran metafisik dengan memadukan antara filsafat dengan ketasawufan.
Di antara tokoh yang dianggap sebagai pembela tasawuf sunni adalah:
1.      Al-Haris al-Muhasibi (w. 243H/858 M).
2.      Al-Junaid (w. 298/911).
3.      Al-Kalabadzi (385/995).
4.      Abu Talib al-Makki (386/996).
5.      Abu al-Qasim Ab al-Karim al-Qusyaeri (465/1073).
6.      Al-Ghazali (505/1112).
 Sedangkan tokoh yang sering disebut sebagai penganut tasawuf falsafi adalah:
1.      Abu Yazid al-Bustami (261/875).
2.      Al-Hallaj (309/992).
3.      Al-Hamadani (525/1131).
4.      Al-Suhrawardi al-Maqtul (587/1191).
Diprediksi bahwa kemunculan pemikiran tasawuf adalah sebagai reaksi terhadap kemewahan hidup dan ketidakpastian nilai. Tetapi secara umum tasawuf pada masa awal perkembangannya mengacu pada tiga alur pemikiran:
1.      Gagasan tentang kesalehan yang menunjukkan keengganan terhadap kehidupan urban dan kemewahan.
2.      Masuknya gnostisisme Helenisme yang mendukung corak kehidupan pertapaan daripada aktif di masyarakat.
3.       Masuknya pengaruh Buddhisme yang juga memberi penghormatan pada sikap anti-dunia dan sarat dengan kehidupan asketisme.
 Terdapat 3 sasaran antara dari tasawuf:
1.      Pembinaan aspek moral.
2.      Ma’rifatullah melalui metode kasyf al-hijab.
3.      Bahasan tentang sistem pengenalan dan hubungan kedekatan antara Tuhan dan makhluk. Dekat dalam hal ini dapat berarti: merasakan kehadiran-Nya dalam hati, berjumpa dan berdialog dengan-Nya, ataupun penyatuan makhluk dalam iradah Tuhan.
Dari segi sejarah, sufisme sebenarnya dapat dibaca dalam 2 tingkat:
1.     Sufisme sebagai semangat atau jiwa yang hidup dalam dinamika masyarakat muslim.
2.     Sufisme yang tampak melekat bersama masyarakat melalui bentuk-bentuk kelembagaan termasuk tokoh-tokohnya.
Perluasan wilayah kekuasaan Islam tidak semata-mata berimplikasi pada persebaran syiar Islam melainkan juga berimbas pada kemakmuran yang melimpah ruah. Banyak di kalangan sahabat yang dahulunya hidup sederhana kini menjadi berkelimpahan harta benda. Menyaksikan fenomena kemewahan tersebut muncul reaksi dari beberapa sahabat seperti Abu Dzar al-Ghifari, Sa’id bin Zubair, ‘Abd Allah bin ‘Umar sebagai bentuk “protes” dari perilaku hedonistic yang menguat pada masa kekuasaan Umayyah.
Disintegrasi sosial yang parah mempengaruhi umat mencari pedoman doktrinal yang mampu memberi mereka ketenangan jiwa dan sekaligus memberi kesadaran yang mengukuhkan ikatan yang damai sesame muslim di antara mereka. Secara garis besar perkembangan tarekat dapat dibaca melalui tiga tahapan berikut:
1.      Khanaqah, yakni terbentuknya komunitas syaikh-murid dalam aturan yang belum ketat untuk melakukan disiplin-disiplin spiritual tertentu. Gerakan yang bercorak aristokratis ini berkembang sekitar abad ke-10 M.
2.      Tariqah, yakni perkembangan lebih lanjut di abad berikutnya dimana formulasi ajaran-ajaran, peraturan dan metode-metode ketasawufan mulai terbentuk mapan.
3.      Taifa, yakni masa persebaran ajaran dan pengikut dari suatu tarekat yang melestarikan ajaran syaikh tertentu.
Tarekat adalah lembaga tempat berhimpunnya orang-orang yang melalui ikatan hirarkis tertentu sebagai murshid-murid, menjalani disiplin-disiplin spiritual tertentu untuk menemukan kejernihan jiwa dan hati. Varian tarekat dapat disejajarkan sebagai mazhab dalam bidang tasawuf sebagaimana muncul pula varian-varian mazhabi dalam bidang pemikiran kalam dan fikih

   IV.            TASAWUF KONTAK DENGAN KEBUDAYAAN LAIN

1.      Pengaruh Ajaran Nasrani
analisir- analisir luar yang ikut mempengaruhi tasawuf islam ialah agama Nasrani, sunguh telah terjadi perdebatan sengit antara tokoh- tokoh nasrani dan tokoh- tokoh tasawuf. Dalam pada itu antara kedua tokoh tersebut juga saling bergaul dan saling mengambil ajaran kedianya, begitu eratnya percampuran ajaran keduanya tak jarang tak jarang tokoh tasawuf mengambil pelajaran dari kitab injil, yang tampak jelas dalam berbagai ungkapan perkataan dalam kitab mereka.
Pengaruh ajaran nasrani antara lain:
a)      Bentuk pakaian nasrani
b)      Pelaksanaan macam- macam nadzar
c)      Teori tentang cinta kasih
d)     Menyendiri
e)      Teori tentang penjelmaan tuhan kedalam diri manusia
2.      Pengaruh dari Neo Platonisme
a)      Teori mengenai pancaran ilahi
b)      Teori mengenai wujud alam dan wujud tuhan
c)      Teori mengenai fana ( lenyap di alam ketuhanan)
3.      Penaruh dari Budha
a)      Penguasaan tasbih
b)      Memperketat maqam- maqam untuk sampai kepada tuhan
c)       Teori fana ( masuk kea lam nirvana)[6]

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf. Penerjemah Khairul Harahap.  Jakarta: Qisthi Press, 2005
Dr. Mr. Valiudin, Tasawuf Dalam Qur’an. Penerjemah Tim Pustaka Firdaus.  Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002
Drs. Abdul Halim. M.Ag. dkk, Pendikan Agama Islam.  Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlaq Tasawuf. Jakarta: Mitra Cahaya Utama, 2000



[1] Drs. Abdul Halim. M.Ag. dkk, Pendikan Agama Islam. ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002)h.96
[2] Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf. Penerjemah Khairul Harahap. ( Jakarta: Qisthi Press, 2005) h.5-6
[3] Dr. Mr. Valiudin, Tasawuf Dalam Qur’an. Penerjemah Tim Pustaka Firdaus. ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002) h.4
[4] Drs. Abdul Halim. M.Ag. dkk. H.96
[5] Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam
[6] Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlaq Tasawuf. ( Jakarta: Mitra Cahaya Utama, 2000) h.214-215

Strategi Pembelajaran “The Power of Two"

 

Disusun Oleh :
Ari Jayanti (0953051)

Dosen pembimbing :
Fakhruddin, M.Pd


PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP-BENGKULU
2012





KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir semsester ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula kita sampaikan salawat beserta salam kita kirimkan kepada           Nabi junjungan kita yaitu nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita kepada jalan yang lurus.
Tugas ini kami buat yang berjudul “The Power of Two” kiranya dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga dapat memberiakan kontribusi kepada kita, semua komponen bangsa yang membangun dan memanusiakan masyarakatnya. Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini. Makalah yang Kami buat ini pun tak luput dari kekurangan-kekurangan. kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dimasa yang akan datang. Terima kasih.



Curup, 14 Januari 2012


Penyusun





1.     Pengertian Strategi Belajar The Power Of Two
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan navigasi pasukan kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk bidang ilmu pendidikan.[1]
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “A plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal”.
Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas.
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
-->
daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey juga menyebutkan strategi pembelajaran merupakan suatu setmateri dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.[1]
Sedangkan the power of two artinya menggabung kekuatan dua orang. Menggabung kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari dua atau lima orang (siswa). Kegiatan ini dilakukan agar munculnya sinergi itu yaitu dua orang atau lebih tentu lebih baik dari pada satu.[2]
Strategi pembelajaran the power of two ini adalah termasuk bagian dari active learning yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim di kelas. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan kebingungan.[3]
The power of two strategy atau strategi pembelajaran dengan kekuatan dua orang, menurut Mafatih dalam Tarmizi termasuk bagian dari belajar kooperatif yaitu belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerjasama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompetensi dasar.[4] Sedangkan menurut Muqowin dalam Tarmizi Ramadhan, strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik dari pada satu orang.[5]
Menurut Hisyam Zaini, The power of two merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berfikir berdua jauh lebih baik dari pada berfikir sendiri.[6] Aktivitas pembelajaran dengan kekuatan dua orang, digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, dan menegaskan manfaat dari sinergi, yakni; bahwa dua kepala adalah lebih baik dari pada satu.[7]
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dengan kekuatan dua orang (The power of two strategy), merupakan pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kerjasama secara maksimal, dan memperkuat arti penting manfaat sinergi dua orang (dua kepala lebih baik dari pada satu), dalam pembelajaran ini siswa akan berkolaborasi dengan temannya (dua orang) untuk memperkuat pemahaman individu masing-masing.
Menurut Ismail, tujuan penerapan strategi ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok karena belajar bersama hasilnya akan lebih berkesan.[8]
Asumsi atau teori yang mendasari model pembelajaran kooperatif dengan strategi   the power of two adalah bahwa belajar paling baik ketika mereka dapat saling membimbing satu sama lain, memiliki tanggung jawab perorangan, dan terdapat kesepakatan untuk aktif dan saling interaktif [9]
Dengan demikian pembelajaran dengan  the power of two strategy diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar jenjang pendidikan formal, yaitu rendahnya aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan rendahnya prestasi belajar siswa.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran ini menggunakan beberapa sistem pengajaran dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan langkah-langkah strategi pembelajaran the power of two yang mendukung untuk mendapatkan kemudahan dalam pembelajaran siswa adalah menggunakan metode ceramah, diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain.
Strategi the power of two ini dirancang untuk memaksimalkan belajar kolaboratif (bersama) dan meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Belajar kolaboratif menjadi populer di lingkungan pendidikan sekarang. Dengan menempatkan peserta didik dalam kelompok dan memberinya tugas dimana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan adalah cara yang mengagumkan dengan memberi kemampuan pada keperluan siswa dalam masyarakat. Mereka condong lebik menarik dalam belajar karena mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka. Aktivitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif. Meskipun belajar independen dan kelas penuh instruksi juga mendorong belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui aktivitas kerja kolaboratif dalam kelompok kecil akan memungkinkan anda untuk mempromosikan belajar dengan belajar aktif.[10]
Strategi pembelajaran The Power of Two merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik daripada 1 kepala.[11]
The Power Of Two Strategi yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Strategi harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif  berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.
Dr. Sayyid Ibrahim al-Jabbar mengatakan: " Sesungguhnya tujuan pokok pendidikan adalah haruslah dapat memberikanrangsangan kuat untuk pengembangan kemampuan individu dalam upaya mengatasisemua permasalahan baru yang muncul serta dapat mencari terobosan-terobosan solusi alternatif dalam menghadapinya." Dipilihnya beberapa metode atau strategi tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dankesuksesan operasional pembelajaran.
Sedangkan dalam konteks lain, metode atau strategi dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yangdiperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, strategi bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yangdirencanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran the power of two ada beberapa tujuan yang harus dicapai diantaranya adalah:
a.       Membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).
b.      Untuk meningkatkan belajar kolaboratif.
c.       Agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait denganmateri pokok.
d.      Meminimalkan kegagalan.
e.       Meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Dari uraian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran The Power of Two adalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggabung kekuatan dua orang dalam proses belajar mengajar.
1.     Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi The Power Of Two
Penerapan konsep dasar dan strategi belajar the power of two yaitu mengoptimalkan aktivitas siswa, langkah awal adalah memilih bahan pelajaran, bahan pengajaran tersebut akan mengisi proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar harus merumuskan apa yang harus dilakukan siswa dan bagaimana cara mereka melakukan. Ada berbagai macam jenis kegiatan belajar mengajar dalam mempelajari bahan pelajaran antara lain mendengarkan, melihat, mengamati, bertanya, mengerjakan, berdiskusi, memecahkan masalah, mendemonstrasikan, melukiskan atau menggambarkan, mencoba, dan lain-lain.
Dalam implementasi strategi the power of two terdapat prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, seorang pendidikpun harus dapat menggunakan strategi belajar the power of two dengan tepat, efektif, dan efisien melalui langkah-langkah strategi the power of two dalam proses belajar mengajar berlangsung. Adapun langkah-langkah strategi the power of two, adalah:
Menurut Melvin L. Silberman langkah-langkah penerapan the power of two strategy yaitu:
a)      Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran,
b)      Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perorangan,
c)      Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain,
d)     Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perorangan,
e)      Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.
Variasi
1.      Perintahkan seluruh kelas untuk menyeleksi jawaban terbaik bagi masing-masing pertanyaan.
2.      Untuk menghemat waktu, tentukan pertanyaan tertentu untuk pasangan tertentu.Ini lebih baik daripada tiap pasangan menjawab semua pertanyaan.[12]
Sebagai contohnya, Implementasi strategi the power of two pada bidang studi Aqidah Akhlaq sangat tepat sekali, anak akan mudah menguasai dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru baik ajaran yang berbentuk konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Adapun prosedur pengajaran dalam implementasi strategi belajar the power of two ditentukan pada kegiatan siswa, bukan pada kegiatan guru.
Berikut adalah prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran the power of two dalam mata pelajaran akidah akhlak :
1.      Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. Pertanyaannya:
a)      Sebutkan ciri – ciri orang riya' dan nifaq? 
b)      Bagaimana cara menghindari sifat riya' dan nifaq?
c)      Sebutkan akibat dari orang yang berbuat riya' dan nifaq!
2.      Mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaaan sendiri-sendiri
3.      Setelah semua melengkapi jawabannya, bentuklah siswa secara berpasangan dan mintalah mereka untuk berbagi jawaban dengan yang lain.
4.      Mintahlah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki masing-masing respon individu.
5.     Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
Menurut Sanaky (2006), penerapan strategi belajar “Kekuatan Berdua” (the power of two) dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan guru sebagai berikut:
a)      Langkah pertama, membuat problem. Dalam proses belajar, guru memberikansatu atau lebih pertanyaan kepada peserta didik yang membutuhkan refleksi (perenungan) dalam menentukan jawaban.
b)      Langkah kedua, guru meminta peserta didik untuk merenung dan menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
c)      Langkah ketiga, guru membagi peserta didik berpasang-pasangan. Pasangan kelompok ditentukan menurut daftar urutan absen atau bisa juga diacak. Dalam proses belajar setelah semua peserta didik melengkapi jawabannya, bentuklah kedalam pasangan dan mintalah mereka untuk berbagi (sharing) jawaban dengan yang lain.
d)     Langkah keempat, guru meminta pasangan untuk berdiskusi mencari jawaban baru. Dalam proses belajar, guru meminta siswa untuk membuat jawaban baruuntuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-masingindividu.
e)      Langkah kelima, guru meminta peserta untuk mendiskusikan hasil sharingnya. Dalam proses pembelajaran, siswa diajak untuk berdiskusi secara klasikal untuk membahas permasalahan yang belum jelas atau yang kurang dimengerti. Semua pasangan membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain. Untuk mengakhiri pembelajaran guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.[13]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan strategi pembelajaran        The Power Of Two, diantaranya:
a.       Prinsip-prinsip Reaksi
Dalam penerapan strategi pembelajaran the power of two, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali sendiri konsep-konsep yang terkait dengan materi secara individu, kemudian dikolaborasikan bersama pasangan masing-masing. Guru memberikan bimbingan seperlunya apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan menggali pengetahuan atau informasi yang telah dimiliki sebelumnya sehingga masalah dapat diselesaikan.
b.      Sistem sosial
Ciri khas lingkungan belajar pada model pembelajaran ini adalah setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk memecahkan permasalahan kemudian mendiskusikannya kembali dengan pasangannya masing-masing. Ciri khas ini memastikan keterlibatan dan keaktifan penuh dari seluruh siswa sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab perorangan dan rasa solidaritas antar siswa serta belajar untuk dapat menghargai pendapat orang lain.
Topik pembelajaran biasanya dipilih oleh guru dan tugas utama siswa adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif. Hal ini di maksudkan agar siswa dapat menyelesaikan tugas tersebut secara individual dan dengan berdiskusi dengan siswa lain (pasangannya) serta dalam kelas secara keseluruhan.

c.       Sistem Pendukung
Sistem pendukung yang diperlukan siswa sehingga dapat menggali informasi yang terkait dengan materi dan diperlukan dalam kerja berpasangan yaitu; LKS,Alat peraga, alat-alat tulis dan buku penunjang.
d.      Dampak Langsung dan Dampak Pengiring
Melalui pembelajaran dengan strategi the power of two, dampak langsung yang diperoleh berupa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran IPS yang dapat diukur dari hasil observasi dan dampak pengiring yaitu hasil belajar siswa yang diukur dari tes hasil belajar.

3.      Deskripsi Pelaksanaan Strategi Pembelajaran The Power of Two

Pada senin pagi, disaat penulis masih semester 1, tepat pukul 7.00 WIB terdapat mata kuliah dengan Bapak Abdur Rahman. Mata kuliah yang diajarkannya adalah Metodologi  Studi Islam (MSI).
Seperti biasa untuk membuka proses perkuliahan Bapak Abdur Rahman memulainya dengan ucapan salam dan kami pun menjawab salamnya.
“Assalamu’alaikum kawan-kawan”
“Wa’alaikum salam Pak ……..” kami menjawabnya.
Pada awalnya kami heran mengapa Pak Ab (biasa kami panggil) memanggil kami dengan sebutan kawan-kawan. Namun setelah Pak Ab jelaskan, barulah kami faham bahwa sebutan kawan-kawan itu lebih akrab kedegarannya dibandingkan menyebut anak-anak dan jika Pak Ab memanggil kami dengan sebutan Kawan-kawan maka Pak Ab pun tidak malu untuk belajar sesuatu dari kami jika itu diperlukan, karena tidak ada manusia yang sempurna.
Proses perkuliahan langsung saja dimulai dengan sebuah pertanyaan rutin dari Pak Abdurrahman..
“Yah, hari ini makalah kelompok berapa yang tampil…..apa materinya?”
Kelompok V dengan serentak dan sigap langsung menjawab, “kelompok kami pak, materinya adalah Dimensi-dimensi ajaran Islam, yang terdiri dari Aqidah, Syariah dan Akhlak.”
Pada setiap tampilan kelompok, Pak Ab sering kali berbeda-beda menggunakan strategi pembelajaran. Pada pertemuan kali inipun Pak Ab menggunakan strategi pembelajaran yang belum pernah kami jumpai sebelumnya yaitu Strategi Pembelajaran The Power of Two ( strategi pembelajaran kekuatan berpasangan).
“Kawan-kawan Bapak ada beberapa pertanyaan untuk kalian, tolong kalian jawab sendiri-sendiri ya . . .”
Kami yang duduk setengah lingkaranpun bergegas menyiapkan alat tulis untuk mencatat pertanyaan dari Pak Ab. “ nah, soal nomor 1. apa pengertian dari Aqidah, Syariah dan Akhlak. Kemudian, soal nomor 2. Bagaimana hubungan antara Aqidah, Syariah dan Akhlak tersebut.”
Setelah sekitar 15 menit berlalu, Pak Ab bertanya: “ Apakah kawan-kawan sudah selesai ?”
“Sudah Pak . . .”
“Jika sudah, kalian duduk berhadap-hadapan dengan teman disebelahnya berpasang-pasangan. Nah, Kemudian diskusikan lagi pembahasannya dengan pasangan kalian, kalian bisa bertukar pendapat agar hasil yang diperoleh lebih maksimal . .”
Dengan berdua, kami lebih antusias untuk saling bertukar fikiran dalam menyempurnakan jawaban dari pertanyaan yang Pak Ab ajukan.
Setelah kami berpasang-pasangan, kamipun digabungkan lagi antara pasangan satu dengan pasangan lainnya untuk saling bertukar fikiran dan lebih menyempurnakan lagi hasil bahasan kami. Begitupun seterusnya hingga kamipun menjadi 3 kelompok besar.
Masing-masing tiap kelompok tersebut mempresentasikan hasil terakhir yang diperoleh. Jika salah satu kelompok mempresentasikan hasil dari kelompok mereka, maka kelompok lain memperhatikan dan setelah itu dibuka season pertanyaan jika ada yang ingin bertanya atau memberikan saran.
Sebagai penutup perkuliahan, maka Pak Ab selalu memberi ulasan mengenai kegiatan yang telah kami lakukan dan menjelaskan kembali materi yang telah kami bahas, sehingga kami lebih faham lagi mengenai materi tersebut dan jika kami ada kesalahan dalam mendefinisikan Pak Ab pun memberi tahu, sehingga untuk kedepannya kami tidak akan salah lagi.
4.      Keunggulan dan Kelemahan Strategi The Power Of Two
a.       Keunggulan Strategi Pembelajaran The Power of Two
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran the power of two mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
1.      Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.
2.      Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan dengan membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain.
3.      Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya.
4.      Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tuganya.
5.      Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.
6.      Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

b.      Kelemahan Strategi Pembelajaran The Power of Two
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran the power of two juga memiliki kelemahan diantaranya:
1)      Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2)      Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasang-pasangan dan shering antar pasangan membuat pembelajaran kurang kondusif.
3)      Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggung jawab dalam tugas, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain-main sendiri tanpa mau mengerjakan tugas.
Kesimpulan
Strategi pembelajaran dengan kekuatan dua orang (The power of two strategy), merupakan pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kerjasama secara maksimal, dan memperkuat arti penting manfaat sinergi dua orang (dua kepala lebih baik dari pada satu), dalam pembelajaran ini siswa akan berkolaborasi dengan temannya (dua orang) untuk memperkuat pemahaman individu masing-masing.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan Strategi The Power Of Two menurut penulis dapat meningkatkan aktifitas dan minat belajar siswa, serta menyenangkan hal ini karena penulis alami sendiri ketika dalam proses pembelajaran  bapak Abdurrahman.
Dalam menerapkan strategi the power of two ini haruslah memperhatikan langkah-langkahnya dengan baik dan cermat karena jika terjadi penyimpangan maka suasana belajar menjadi berubah dan tidak kondusif lagi. Ada baiknya jika strategi ini di variasikan dengan strategi lain agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan



[1] Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta: 2006, hlm: 124
[2] Ramayulis,Metodologi Pendidikan Islam, Nusa media, Jakarta: 2006, Cet 4, hlm: 110
[3] Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusamedia, Bandung: 2006, hlm: 151
[4] Tarmizi Ramadhan, 2009 “Strategi Pembelajaran the power of two pada mata pelajaran matematika”. http://tarmizi.wordpress.com. Diakses tanggal 11 Januari 2012
[5] Ibid.,
[6] Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD (Center for Teaching Staff Development), Yogyakarta: 2007 Hlm., 67
[7] Melvin L. Siberman,Op.,Cit , hlm: 81
[8] Tarmizi Ramadhan. Op.,Cit,
[9] Ketut Sri Naya Udani. “Penerapan model pembelajaran tipe NHT untuk meningkatkan kreatifitas dan pemahaman konsep matematika siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Singaraja:. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesa Singaraja : 2006, hlm., 33
[10] Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusamedia, Bandung: 2006, hlm. 161
[11] Ibid.,hlm 81

[12] Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusamedia, Bandung: 2011,hlm. 173

[13] Tarmidzi Ramadhan, Op. Cit



[1] Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar), CV Pustaka Setia, Bandung : 2005, hlm: 11

Featured post

Hak dan kewajiban suami istri menurut imam mazhab

--> Kewajiban suami atau hak istri a)       Meminpin, memelihara dan membimbing keluargaserta menjaga dan bertanggung jawab atas ...

Popular Posts