A.
SIFAT-SIFAT
ALLAH SWT DAN ASMAUL HUSNA
a. Sifat-sifat
Allah SWT
Sifat
adalah sesuatu yang memberikan ciri khas pada zatnya . sifat bagi Allah adalah
sesuatu yang menjadi ciri khas zat Allah SWT. Adapun sifat-sifat Allah dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Sifat Wajib, yakni sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah. Jumlah
sifat wajib bagi Allah ada 13 atau 20 termasuk sifat-sifat Maha atau Paling.
Sifat Mustahil, yakni sifat-sifat yang tak mungkin ada atau terjadi pada Allah.
Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnya pun sama dengan
jumlah sifat wajib, yaitu 13 atau 20.
Sifat Jaiz, yakni sifat yang mungkin bagi alllah untuk berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan yang dikehendak-Nya. Dalam ilmu Tauhid
sifat jaiz itu dirumuskan sebagai: Allah
berbuat sesuatu atau meninggalkannya adalah mungkin bagi-Nya.
Sifat-sifat
wajib dan mustahil Allah adalah sebagai berikut:
1) Wujud
WUJUD
artinya Ada. hal ini mengandung arti
bahwa Allah SWT itu ada dan sifat mustahilnya ‘ADAM artinya Tidak Ada. Berkait dengan kepercayaan
ada tidaknya Tuhan, maka manusia di muka bumi ini terbagi menjadi dua. Pertama,
manusia yang bertuhan (theisme).
Kedua, manusia yang tidak mengakui adanya Tuhan(atheis).
Kita
memang tidak dapat melihat Allah SWT di dunia. Akan tetapi, dengan melihat
tanda-tanda kekuasaan-Nya seperti adanya
alam semesta, manusia dengan segala perlengkapan hidupnya,maka nalar kita
mustahil mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Dalam hal ini Allah SWT
berfirman:
Artinya:“ Dan dialah yang menciptakan bagi kamu sekalian
pendengaran, penglihatan, dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Dan dialah
yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu dibumi ini dan kepada-Nya lah
kamu akan dihimpunkan. Dan dialah yang akan menghidupkan dan mematikan, dan
dialah yang(mengatur) pertukaran siang
dan malam. Maka apakah kamu tidak berfikir? ” (Q.S. Al
Mukminun:78-80)
2) Qidam
QIDAM artinya Dahulu. Sifat mustahilnya HUDUS artinya Baru. Allah tidak berpermulaan. Sesuatu
yang berpemulaan itu baru. Yang baru berarti makhluk. Karena Allah bukan
makhluk melainkan Khalik
(penciptaan), Allah bersifat qidam, yakni
dahulu yang tak berpemulaan. Seperti firman Allah SWT sebagai berikut:
Artinya: “ Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir
dan yang Bathin, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Haddid :
3)
3) Baqa’
BAQA’ artinya Kekal. Sifat mustahilnya FANA, artinya Rusak atau Binasa. Segala sesuatu yang ada awalnya pasti aka nada akhirnya.
Segala sesuatu selain Allah pasti aka nada akhirnya. Alam semesta beserta
isinya aka nada akhirnya atau akan binasa pada hari kiamat nanti. Allah tetap
ada, kekal selama-lamanya sekalipun semua itu sudah hancur. Sesuatu yang hancur
adalah makhluk. Hanya Allah yang tetap kekal. Hal itu ditegaskan dalam firman Allah
SWT :
Artinya: “ Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan
tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S Ar-Rahman
: 26-27)
4) Mukhalafatu
Lilhawadisi
MUKHALAFATU LILHAWADISI
artinya Berbeda dengan semua yang baru,
yakni semua makhluk. Sifat mustahilnya MUMATSALATU LILHAWADISI artinya Serupa dengan semua hal yang baru. Allah
berbeda dengan makhluknya dalam segala-galanya. Zat, sifat, perbuatan, ucapan,
dan sebagainya tidak sama dengan makhluk-Nya. Kita tidak dapat membayangkan
wujud Allah. Allah hidup, berkuasa, mendengar melihat, berkata-kata, dan
sebagainya. Namun semua itu berbeda dari cara hidup makhluknya. Persamaannya
hanya sebatas pada namanya saja dan bukan pada hakikatnya. Seperti firman Allah
SWT :
Artinya:
“…..tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.”
(Q.S Asy-Syura : 11)
5) Qiyamuhu
Binafsihi
QIYAMUHU BINAFSIHI artinya
Berdiri Sendiri, maksudnya Allah itu
berdiri sendiri tanpa bantuan yang lain. Sifat mustahilnya QIYAMUHU BIGAIRIHI
artinya Tidak Berdiri Sendiri, maksudnya
Allah berdiri karena bantuan orang lain. Qiyamuhu binafsihi menunjukkan
perbedaan Allah dengan makhluk. Makhluk yang ada dimuka bumi ini tidak dapat
hidup sendiri-sendiri. Mereka saling membutuhkan satu dan yang lain. Allah
menyuruh kita untuk beribadah atau berbuat baik yang lain karena kasih sayang Allah
kepada kita. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”
(Q.S. Ali Imran : 2)
6) Wahdaniyah
WAHDANIYAH artinya
adalah Esa atau Tunggal. Sifat mustahilnya
TAADDUD artinya Berbilang atau Lebih Dari Satu. Keesaan Allah itu mutlak.
Allah esa dalam sifat, zat, maupun perbuatan-Nya. Dalam ajaran islam meyakini
keesaan Allah adalah hal prinsip, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak
tergantung pada pengakuan tentang keesaan Allah. Ini terbukti seorang dianggap
muslim setelah ia bersaksi tentang keesaan Allah, yakni membaca kalimat
syahadat. Berkaitan dengan hal tersebut Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Katakanlah: Dia-lah Allah, yang Maha Esa.Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
(Q.S Al Ikhlas : 1-4)
7) Qudrah
QUDRAH artinya Berkuasa. Sifat mustahilnya ‘AZNUN artinya
Lemah. Kekuasaan Allah adalah
kekuasaan yang sempurna. Ini karena kekuasaan Allah adalah kekuasaan yang tidak
ada batasnya. Hal ini tentu berbeda dengan manusia yang mempunyai sifat lemah
dan terbatas. Bila Allah berkehendak menghancurkan alam, maka hancurlah
seketika itu juga. Kekuasaan Allah adalah kekuasaan yang mutlak dan sempurna.
Berkaitan dengan hal itu Allah SWT berfirman :
Artinya:
“ Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.” (Q. S. Al Baqarah : 20)
8) Iradah
IRADAH artinya Berkehendak. Sifat mustahilnya adalah KAROHAH
artinya Terpaksa. Dengan sifat iradah
Allah berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya, tanpa ada paksaan pihak lain.
Mustahil Allah berbuat karena terpaksa. Hal ini berbeda dari makhluk-Nya yang
lebih sering berbuat karena terpaksa. Apa yang dikehendaki Allah pasti
terlaksana pada waktu itu juga. Tidak demikian halnya dengan manusia. Tidak
sedikit manusia yang berkeinginan, tetapi keinginan itu kandas ditengah jalan.
Jika manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah, maka keinginan
itupun tidak akan terwujud. Manusia memang hanya berusaha dan Allah-lah yang
menentukan. Seperti pada firman Allah SWT berikut :
Artinya:
“ Sesungguhnya keadaan-Nya
apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" Maka terjadilah ia. “ (Q.S. Yasin : 82)
9) Ilmu
ILMU
artinya Mengetahui, memiliki
pengetahuan yang sangat sempurna atau pandai. Sifat mustahilnya adalah JAHLUN artinya
Bodoh. Segala yang ada di alam raya
ini, yang kecil maupun besar, yang kelihatan maupun yang tersembunyi tak ada
yang terlepas dari pengetahuan Allah. Perilaku manusia atau makhluk-makhluk
lain yang terang maupun yang tersamar selalu diketahui oleh allah. Allah-lah
yang memiliki ilmu Maha Luas. Sampai-sampai seandainya air diseluruh lautan
dijadikan tinta dan pohon-pohonan dijadikan alat tulisnya tak akan mampu untuk
menulis ilmu allah. Hal itu ditegaskan dalam firman Allah SWT :
Artinya:“….Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan
kepada Allah tentang agamamu, Padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan
apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?".” (Q.S. Al
Hujurat : 16)
10) Hayat
HAYAT
artinya Hidup. Sifat mustahilnya MAUTUN
artinya Mati. Allah hidup berbeda
dari hidup manusia atau makhluk-makhluk lain. Perbedaan itu, antara lain:
Allah hidup tanpa ada yang menghidupkan.
Manusia atau makhluk lain hidup karena ada yang menghidupkan, yaitu allah.
Allah hidup selama-lamanya, tidak
mengalami kematian. Bahkan mengantuk pun tidak. Manusia ataupun makhluk-makhluk
yang lain hidup, tetapi pasti akan mengalami kematian.
Firman
Allah SWT:
Artinya:“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi.” (Q.S. Al Baqarah: 255)
11) Sama’
SAMA’ artinya Mendengar. Mustahilnya SUMMUM artinya Tuli. Allah mendengar berbeda dari
manusia atau makhluk-makhluk lain mendengar. Allah mendengar dengan sempurna,
tidak terbatas. Suara berbisik atau suara yang ada didalam hati pun tetap
terdengar oleh allah. Hal itu tentu berbeda dengan pendengaran manusia ataupun
makhluk allah lainnya. Pendengaran manusia sangat terbatas. Suara berbisik,
pelan atau suara yang jauh tidak dapat
didengar dengan jelas. Pendengaran manusia juga mengalami perubahan. Semakin
tua biasanya pendengaran manusia semakin berkurang. Itulah manusia. Berbeda
dengan mendengarnya Allah Yang Maha Sempurna. Firman Allah menyatakan :
Artinya:“…dan
Allah-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Q.S. Al Maidah: 76)
12) Basar
BASAR
artinya Melihat. Sifat mustahilnya ‘UMYUN,
artinya Buta. Penglihatan allah
bersifat mutlak. Artinya penglihatan allah tidak terbatas pada tempat maupun
waktu. Allah melihat segala sesuatu yang besar, yang kecil, yang nyata maupun
yang gaib.
Dengan memahami sifat
allah ini, kita tentu akan berhati-hati. Ini karena perbuatan kita baik yang
diketahui orang ataupun yang sembunyi-sembunyi akan tetap dapat dilihat oleh
Allah SWT. Firman Allah SWT menegaskan hal tersebut.
Artinya: “ dan
Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. “ (Q.S Al Hujurat: 18)
13) Kalam
KALAM
artinya Berfirman atau Berbicara. Sifat mustahilnya BUKMUN,
artinya Bisu. Sebagai bukti bahwa
allah berfirman atau berbicara adalah adanya alquran atau kitab-kitab allah
lain yang diturunkan kepada para rasul. Berbicaranya allah tentu berbeda dari
berbicaranya manusia atau binatang. Bagaimana cara allah berbicara tentu diluar
kemampuan kita untuk memikirkannya.
Allah
menurunkan wahyu kepada para rasul berupa firman-Nya dimaksudkan untuk menjadi
pedoman hidup para rasul dan umatnya. Karena itu, kita sebagai umat Nabi
Muhammad SAW juga harus mempedomani Alquran dalam hidup kita ini. Bila kita
sudah mampu menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup kita pasti akan memperoleh
kebahagiaan didunia dan akhirat. Salah satu dalil yang mendukung bahwa allah
berfirman adalah ayat 164 Surat An Nisa:
Artinya:
“ ….Allah berkata pada Musa dengan satu perkataan yang
jelas.” (Q.S. An Nisa: 164)
b. Asmaul Husna
Menyeimbangkan)
Kemuliaan
B. PENJELASAN MENGENAI ASMAUL HUSNA
Dalam
agama Islam,
Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah
ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau
yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah
ta'ala yang baik lagi indah.
Asmaul husna secara bahasa ialah
nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan
sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan
suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Tidak ada satupun yang menyamai
Allah dalam dzatNya. Dia Maha Esa. Tidak ada satupun yang menyerupaiNya,
sebagaimana yang diterangkan dalam surat Al-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha
Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan
tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
(QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat
yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung)
pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.
Kita bisa mengetahui dan memberikan
gambaran tentang-Nya hanya melalui sifat-sifat dan nama-nama-Nya. Al-Qur’an
sebagai kitab terakhir yang diturunkan Allah pada manusia juga hadits
Rasulullah SAW telah menunjukkan kepada kita 99 sifat Allah.
Sifat-sifat yang kemudian kita sebut
Asmaul Husna (nama-nama Allah yang paling baik) itu dirangkai oleh surat-surat
dan ayat-ayat Al-Qur’an bagaikan kalung indah terdiri dari untaian mutiara yang
di tengahnya ada permata agung nama Allah.
C. TANDA PENGHAYATAN IMAN KEPADA ALLAH
SWT
1.
Allah
sebagai tujuan .
2.
Sangat
taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegang teguh pada syariat Allah SWT.
3.
Mencintai
mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia,
hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh.
4.
Dengan
sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa
yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk
kemaslahatan (kebaikan) dirinya.
5.
Selalu
ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti
selama itu ia bersama Allah.
6.
Mengunjungi
rumah Allah (Ka'bah Baitullah), Haji bagi mereka yang mampu. Umroh demi umroh,
mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, dan shalat berjamaah.
7.
Mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah,
ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam
hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah.
8.
Kemudian
sangat senang membaca kalamullah, Al Qur'anul karim.
9.
Sangat
senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri,
keluarga, handai taulan, kepada siapa pun.
10. Kemudian percaya, yakin dan
benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Baik Janji Allah di dunia
maupun janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq
yang mulia. Kemudian percaya, yakin, beriman ditolong oleh Allah.
11. Selalu melakukan yang terbaik untuk
Allah, jihad fii sabilillah. Rasulullah bersabda :
“sebaik-baik jihad adalah jihad melawan hawa nafsu diri
sendiri, baik itu hawa nafsu hati maupun emosional.”
12. Merindukan perjumpaan dengan-Nya.
13. Dan sangat senang menikmati ibadah,
khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah.
D. HIKMAH BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
Orang – orang yang beriman kepada Allah swt dengan
kesungguhan hati dengan tak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya, maka Allah
akan memberikan kemuliaan kepada mereka baik didunia maupun diakhirat. Adapun
beberapa diantara kemuliaan yang allah berikan, diantaranya:
1.
Hatinya
tenang, tidak goyah atau terombang ambing oleh ajakan nafsu jahat atau orang
yang akan menyesatkan. Firman Allah dalam Alqur’an surat Ar ra’d ayat 28.
Artinya : “ orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”
2.
Orang
yang beriman akan selalu mendapat bimbingan dari allah swt, oleh karena itu apa
yang dilakukannya adalah perbuatan-perbuatan baik dan terpuji.
3.
Orang
yang beriman memiliki sikap dan jiwa sosial, menyayangi anak yatim, menyantuni
fakir miskin, dan menghargai sesama orang lain.
4.
Orang
yang beriman akan selalu Melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati, kasih
sayang terhadap sesama manusia, bahkan terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan,
baik hewan atau tumbuh-tumbuhan.
5.
Allah
akan memasukkan orang yang beriman kedalam surga sebagai rahmatnya, dana pahala
atas ketaatan serta kepatuhannya selama hidup didunia. Firman Allah swt dalam
surat Al Maidah ayat 9.
Artinya:
“Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.”
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zandany,
Abdul Majid dkk, Al-Iman. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 1994
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sifat-sifat_Allah
Sifat kesempurnaan
Saputra,
Thoyib Sah, Aqidah Akhlak. PT. Karya Toha Putra , Semarang, 1997
Zuhdi,
Masjfuk, Studi Islam (Akidah). Rajawali Pers , Jakarta, 1988.
No comments:
Post a Comment