Wellcome to Jeymind18

Monday 6 August 2018

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERAN GURU PEMBIMBING


  1. Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
1.      Pengertian Remaja
Kehidupan sebagai remaja merupakan salah satu fase kehidupan dalam rentangan kehidupan manusia. Dalam memberikan pengertian terhadap fase remaja, maka dapat dijelaskan dengan dua cara yaitu dari segi definisi dan priode umurnya. Dari segi definisinya remaja dapat dikatakan sebagai individu yang telah mengalami masa baligh atau telah berfungsinya hormon reproduksi, sehingga wanita mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah. Sedangkan dari sisi umur pakar psikologi sepakat bahwa yang dimaksud dengan remaja adalah seorang individu yang berada pada rentangan umur antara 13 sampai 21 tahun[1]. Hal ini sesuai dengan pendapat  Elizabeth B. Hurlock yang membagi masa remaja menjadi dua rentangan usia yaitu masa remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir usia 17-21 tahun.[2] Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut Adolescence, berasal dari bahasa latin Adolescere yang artinya “ tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”[3] Perkembangan lebih lanjut, istilah Adolescence sesungguhnya memiiki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini didukung oleh Piaget yang nmengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan.
 Masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnnya sikap dependen kepada orang tua kearah independent, (2) Minat seksualitas,(3) Kecendrungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika dan isu-isu moral.[4] Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat
Havighurst dalam Nana Syaodih[5] mengemukakan puncak perkembangan yang terjadi pada masa remaja adalah perkembangan dari segi afektif, sosial, intelektual dan moral. Seiring dengan pendapat tersebut Erikson dalam Singgih D. Gunarsah menekankan pada penemuan identitas diri sebagai seorang remaja.[6] Proses pencarian identitas diri ini juga berpengaruh pada segi afektif, intelektual, sosial dan moral remaja itu sendiri. Demikian pula halnya Kohlberg yang lebih menekankan pada perkembangan moral, namun menurut Kohlberg individu telah menginternalisasikan aturan-aturan dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain individu yang berkembang aspek moralnya juga individu yang berkembang segi afektif, intelektual dan sosialnya.

2.      Ciri-Ciri Masa Remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tententu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Adapun Ciri-ciri tersebut adalah :
1.  Menurut pendapat Elida Prayitno :[7]

a.  Mengalami perubahan fisik ( Pertumbuhan ) paling pesat.
Dibandingkan dengan periode perkembangan sebelum maupun sesudahnya maka pertumbuhan fisik pada permulaan remaja sangat cepat. Tulang-tulang mereka memanjang lebih cepat, sehingga ukuran tubuh bertambah tinggi, otot-otot bertambah kuat dan membesar sehingga tubuh nampak makin besar dan kokoh. Disamping itu bagi tubuh yang selama ini belum aktif maka mulai aktif, misalnya fungsi organ seksual.
b.      Mempunyai energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang   mendorong mereka umtuk berprestasi dan berkreatifitas.
Oleh karena itu priode remaja merupakan periode paling tepat bagi sekolah untuk mengembangkan potensi-potensi fisik dan psikis mereka dengan berbagai cara.
c.        Mengarahkan perhatian kepada teman sebaya dan secara berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga.
Ini tidak berarti bahwa remaja tidak membutuhkan keluarga, tetapi sebaliknya mereka sangat membutuhkan bantuan sokongan keluarga dalam membina hubungan sosial dengan teman sebaya, aktifitas berkelompok sangat besar perannya dalam mengembangkan belajar remaja.
d.     Remaja memiliki keterikatan yang kuat dengan lawan jenis.
Dengan kata lain pada periode remaja mulai timbul keinginan untuk akrab dengan lawan jenis, tempat menyatakan isi hati atau berbagi rasa.
e.      Priode yang idealis.
            Periode remaja merupakan periode terbentuknya keyakinan tentang kebenaran, agama dan konsep-konsep ideal. Mereka menginginkan bahwa nilai-nilai kebenaran, keagamaan, dan kebijaksanaan benar terjadi di masyarakat. Jika mereka memiliki filsafat hidup yang jelas dan benar, maka mereka akan mengalami perasaan aman dan nyaman secara psikologis.
f.                Menunjukkan kemandirian.
         Remaja menunjukkan keinginan untuk mengambil keputusan tentang diri mereka sendiri. Mereka ingin menentukan sendiri jurusan atau sekolah, karir, teman-teman yang ingin dijadikan teman akrab.




g.       Berada dalam periode transisi antara kehidupan anak-anak dan kehidupan orang dewasa.
Oleh karena itu mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam rangka penyesuaian menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. Mereka bingung dalam menghadapi diri sendiri dan sikap-sikap orang disekitar mereka yang kadang memperlakukan mereka sebagai anak-anak, namun disisi lain menuntut mereka bertingkah laku dewasa.
h.       Pencarian identitas diri
Pencarian identitas diri merupakan suatu kekhasan perkembangan remaja untuk mengatasi periode transisi seperti dikemukakan sebelumnya. Remaja ingin menjadi seorang yang dianggap benar dalam menghadapi kehidupan ini. Oleh karena itu remaja memerlukan keyakinan hidup yang benar untuk mengarahkan mereka dalam bertingkah laku. Seperti yang dijelaskan oleh erikson:[8]
“ Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah dia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya dia dapat menjadi seorang suami atau ayah?...apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal? ”
                   2.  Menurut pendapat Elizabeth B. Hurlock :[9]

                                             a. Masa remaja sebagai priode yang penting
Dalam semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan prilaku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya.  Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat  jangka panjangnya tetap penting, Ada periode yang penting karena akibat fisiknya dan ada lagi karena akibat psikologis. Pada periode remaja kedua-duanya sama-sama penting.
                                            b. Masa remaja sebagai periode peralihan
     Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Masa remaja merupaka periode peralihan dari masa anak-anak. Oleh karena itu ketika memasuki masa remaja, anak-anak harus mempelajari pola prilaku dan sikap baru untuk menggantikan prilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
                                             c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan prilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa  remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan prilaku  dan sikap juga berlangsung pesat. Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan prilaku menurun juga. Ada empat perubahan yang terjadi yang bersifat universal pada masa remaja :
1.      Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi., karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama awal masa remaja, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhir masa remaja.
2.      Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk diperankan, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda, masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan disbanding masalah yang dihadapi sebelumnnya.
3.      Perubahan nilai-nilai. Pada masa ini apa yang dianggap penting, sekarang setelah hampir dewasa tidak penting  lagi. Misalnya sebagian besar remaja tidak lagi  menganggap bahwa banyaknya teman merupakan petunjuk popularitas, melainkan yang lebih penting adalah sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-teman sebaya.
4.      Sebagian remaja bersifat ambivalen terhadap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan , tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
                                            d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
     Terdapat dua alasan mengapa remaja dikatakan sebagai usia bermasalah. Pertama sepanjang masa kanak-kanak, masalah nak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi    masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru. Sehingga karena ketidakmampuan mereka untuk mengatasi masalah menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannyatidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
                                             e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Pada masa remaja ada anggapan Stereotip  budaya yang menyatakan bahwa remaja adalah ana-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya, dan cendrung merusak atau berprilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dam mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggumng jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap prilaku remaja yang normal. Stereotip popular  tersebut juga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri.
Dalam membahas masalah stereotip  budaya remaja, Anthony menjelaskan, “ stereotip juga berfungsi sebagi cermin yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai gambaran yang asli dan remaja membentuk prilakunya sesuai dengan gambaran ini. Menerima stereotip ini dan adanya keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja, membuat peralihan kemasa dewasa menjadi sulit. Hal ini menimbulkan banyak pertentangan dengan orang tua dan antara orang tua dan anak terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta bantuan orang tua untuk mengatasi pelbagai masalahnya.
                                             f. Masa remaja sebagai usia yang tidak realistik
Remaja cendrung memandang kehidupan bagi dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan cirri awal masa remaj. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah.  Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya itu.
                                            g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Pada masa ini remaja mulai memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu mereka mulai memusatkan diri pada prilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa prilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
      Dari pendapat Elizabeth B. Hurlock bahwa pada masa remaja merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan karena masa remaja merupakan suatu periode peralihan, sauatu masa perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu mencari indetitas, usia yang menakutkan, masa tidak realistis, dan ambang dewasa. Oleh karena itu pada masa ini perlu  pendampingan dari orang tua dan orang dewasa lainnya untuk membantu remaja menghadapi perubahan-perubahan yang akan dialaminya pada masa remaja  setelah melewati masa kanak-kanak

.
3.      Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
a.       Pengertian tugas-tugas perkembangan remaja
Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan.Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Jika pada fase itu individu tidak mempunyai kemampuan berprilaku yang sepatutnya sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya maka dianggap individu itu mengalami kelambatan perkembangan atau penyimpangan perkembangan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Robert Havighurst (1961) yang mengartikan tugas-tugas perkembangan yaitu sebagai berikut :
“ A development task is task which arises at or about a certain period in the life of individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success which later task, while failure lead to unhappiness in the individual, disapproval by society and difficulty with later task ”[10]

Dapat dipahami dari pendapat Robert Havighurst diatas bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentangan kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat dituntaskan, maka akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang selanjutnya. Tugas-tugas perkembangan yang dimaksud adalah berkaitan dengan sikap, prilaku, atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan prilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst hal tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh. Pada jenjang kehidupan remaja, seseorang telah berada pada posisi yang cukup kompleks, dimana ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, seperti misalnya mengatasi sifat tergantung pada orang lain, memahami norma pergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain. Secara sadar pada akhir masa anak-anak seorang individu berupaya untuk dapat bersikap dan berpriaku lebih dewasa. Hal ini Merupakan tugas yang cukup berat bagi para remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, sehubungan dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dihadapi. Tidak lagi remaja ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan ingin dihargai dan diakui sebagai orang yang sudah dewasa. Dengan demikian para remaja menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup dewasa, dalam arti mampu menghadapi masalah-masalah, bertindak dan bertanggung jawab sendiri. Oleh karena itu, tugas perkembangan pada masa remaja ini dipusatkan pada upaya untuk menanggulangi sikap dan pola prilaku kekanak-kanakan. Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar remaja mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.[11]
b.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Remaja.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan bagi remaja ada beberapa faktor penting yang berpengaruh bagi kelancaran atau keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja, yaitu :
1.      Pertumbuhan fisik remaja
Artinya apakah pertumbuhan fisik yang dialami oleh seorang remaja berjalan dengan sewajarnya atau tidak, jika pertumbuhan fisik seseorang berjalan kurang wajar , terdapat kelainan-kelainan yang mencolok, maka remaja tersebut mungkin akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangannya.
2.      Perkembangan Psikis remaja
Artinya apakah aspek-aspek yang menyangkut psikis                                                               (misalnya mental,sikap,perasaan) dapat berkembang dengan wajar, atau terjadi hambatan-hambatan atau kelainan-kelainan yang bersumber dari pembawaan seseorang yang lambat perkembangan mentalnya, akan sangat mungkin mengalami pula hambatan pelaksanaan tugas-tugas perkembangannya.
3.      Kesempatan bagi remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
Artinya ada atau tidak adanya kesempatan akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan bagi seorang remaja.
4.      Motivasi dari dalam diri individu itu sendiri untuk belajar
Artinya ada atau tidaknya, kuat atau lemahnya motivasi atau faktor pendorong yang ada dalam diri seseorang remaja, akan memperlancar atau memperlambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja yang bersangkutan.
5.      Kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangan masa sebelumnya
Artinya terjadi atau tidaknya kelambatan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan seorang remaja dalam masa-masa sebelumnya (seperti masa kanak-kanak,dan masa pubertasnya) akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja ini.[12]

Selanjutnya  dijelaskan bahwa faktor lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan sekolah memberikan pengaruh terhadap pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja. Oleh karena itu lingkungan tersebut haruslah mampu menciptakan iklim yang sehat bagi pencapaian tugas perkembangan individu. Untuk dapat menciptakan iklim yang demikian, maka individu yang berada dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah harus bersikap matang dan mantap kepada individu yang sedang menjalani proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kelly dalam Oemar[13] yang menjelaskan bahwa kematangan yang ditunjukkan oleh individu dalam lingkungan keluarga dan sekolah tidak harus kaku, melainkan harus fleksibel, artinya remaja tidak dapat didesak oleh program yang telah disusun dan direncanakan oleh orang dewasa, untuk selanjutnya mereka realisasikan. Tetapi bentuk kematangan yang lebih bijak ditunjukkan oleh orang dewasa disekitarnya adalah dengan memberikan otonomi kepada remaja untuk mampu memgarahkan diri mencapai tugas perkembangannya melalui praktik sendiri. Peran orang dewasa disekitarnya adalah mengarahkan dan memberikan pengertian kepada mereka dalam menentukan tujuan-tujuan dalam pekerjaan yang mereka lakukan.
c.       Jenis-Jenis Tugas Perkembangan Remaja
Robert Havighurst mengemukakan jenis tugas-tugas perkembangan remaja, yaitu sebagai berikut :[14]
1.      Menguasai kemampuan membina hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria atau wanita
Kemampuan ini meliputi kemampuan berpikir positif, empati, alturistik, dan kontrol emosi. Kemampuan berpikir positif artinya kebiasaan berpikir bahwa teman sebayanya pada dasarnya baik serta suka menonjolkan aspek-aspek positif dari teman sebayanya. Remaja yang berpikir positif, jauh dari tingkah laku berburuk sangka dan melihat sisi negatife teman sebayanya. Selanjutnya remaja yang mempunyai kemampuan empati mudah memahami perasaan teman. Tingkah laku alturistik adalah bertingkah laku yang penuh kasih dan mudah tersentuh perasaannya untuk membantu teman yang menderita atau sedang mengalami kesulitan. Sedangkan remaja yang mempunyai kontrol emosi yang tinggi memperlihatkan tingkah laku sabar dan bersikap humor dalam menghadapi tingkah laku teman yang kurang menyenangkan. Havighurst juga menjelaskan lebih lanjut bahwa matangnya hubungan dengan teman sebaya membuat remaja mampu melihat gadis sebagai wanita dan pemuda sebagai laki-laki, belajar bekerjasama dengan orang lain mencapai tujuan-tujuan tertentu, melepaskan perasaan-perasaan pribadi serta mampu memimpin tanpa mendominasi.[15]
2.      Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
Tugas perkembangan ini memungkinkan remaja dapat menerima dan belajar tentang peran sosialnya sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
a.       Sebagai pria harus mampu melaksanakan peranan untuk : Membina hubungan dengan lawan jenis, berkeinginan untuk melindungi wanita, dan orang-orang yang lemah, memiliki keyakinan diri dalam bergaul, memiliki kemampuan berpikir positif, serta menyukai dan menampilkan cara-cara berkomunikasi yang sopan.
b.      Sebagai wanita mampu melaksanakan peran untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bertingkah laku lembut, ramah dan baik hati, kasih sayang terhadap anak-anak dan orang-orang yang lemah, berkomunikasi yang sopan, serta berpikir positif terhadap orang lain.
3.      Menerima keadaan fisik dan mempergunakannya secara efektif
Remaja yang mencapai tugas  perkembangan ini akan menerima keadaan fisiknya sesuai dengan jenis kelaminnya, sebagai pria dan atau sebagai wanita. Bentuk penerimaan tersebut ditunjukkan dengan kemampuan diri remaja untuk menjaga dan memelihara kondisi fisiknya, serta memiliki rasa bangga dan puas dengan kondisi fisiknya tersebut.[16]
Adapun tingkah laku yang ditunjukkan oleh remaja yaitu :
a.       Pria yang menerima tubuhnya sebagai pria yang maskulin, maka termotivasi untuk memelihara bentuk tubuhnya dengan otot-otot yang menonjol dan kuat. Remaja ini menyenangi kegiatan olahraga yang membentuk kekuatan dan pertumbuhan otot-otot mereka sehingga penampilan menjadi pria yang maskulin. Tampil dengan bersih dan rapi menandakan remaja menghargai dan bangga dengan penampilan tubuhnya.
b.      Wanita yang menerima dirinya sebagai wanita, berusaha memelihara tubuhnya agar tampil anggun dengan perbandinngan ukuran tubuh yang ideal dan proporsi tubuh yang bagus. Mereka mempunyai keinginan dan ketekunan untuk merawat tubuh agar selalu bersih dan menarik, wanita juga mengerti prinsip-prinsip reproduksi, terjadinya menstruasi kehamilan dan proses kelahiran, dan berusaha memelihara dirinya untuk tetap rapi dan bersih, serta bertingkah laku yang sopan dalam menjaga diri dari pelanggaran seksual.
4.      Memperoleh kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini akan mampu membebaskan diri dari sikap dan prilaku kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua, mengembangkan kasih sayang kepada orang tua, tanpa tergantung kepadanya, mampu mengembangkan sikap respek atau hormat kepada orang dewasa dan mempunyai ikatan emosional dengan lawan jenis.
Disamping itu remaja tidak terpengaruh oleh situasi emosi orang tua atau orang dewasa lainnya yang buruk. Mereka meyakini bahwa emosi yang buruk dari orang tua , guru dan orang dewasa lainnya harus ditanggapi dengan emosi yang baik. Oleh karena itu remaja ini selalu menghormati orang tua maupun orang dewasa lainnya walaupun mereka berbeda kebutuhan, pandangan atau keinginan dengan orang tua atau orang dewasa. Dalam situasi konflikpun mereka berkomunikasi yang sopan dan penuh hormat.
Berikut ini beberapa penyebab terjadinya konflik emosi antara remaja dengan orang dewasa :
a.       Orang dewasa kurang memahami kebutuhan dan permasalahan sosial, sehingga orang dewasa memaksakan kehendak terhadap remaja.
b.      Orang dewasa memperlakukan remaja sebagai seorang anak kecil dari satu sisi, namun disis lain mereka dituntut bertingkah laku dewasa. Orang dewasa tidak ingin memberi kesempatan kepada remaja untuk menmcoba mengemukakan dan menerapkan ide-ide, mengembangkan kreatifitas  dan mengambil keputusan tentang diri mereka, karena dianggap belum mampu, namun pada waktu mereka menghadapi kesulitan perkembangan, mereka dituntut bertindak dewasa, mandiri dan bijaksana.[17]

5.      Memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi
Kesanggupan berdiri sendiri terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi, merupakan satu diantara tugas perkembangan remaja yang penting, karena nantinya mereka akan hidup sebagai orang dewasa. Ada dua pengertian pokok yang terkandung dalam tugas perkembangan ini, yaitu :
1.      Berhubungan dengan sumber keuangan ( Income ), remaja diharapkan mampu melepaskan melepaskan diri sedikit demi sedikit dari bantuan orang tua, dengan belajar bekerja atau mencari kebutuhan hidup sendiri.
2.      Berhubungan dengan masalah pengelolaan dan penggunaannya, remaja diharapkan mampu mempergunakan ekonomi dan keuangannya secara efektif dan efesien, dengan membuat skala prioritas, kebutuhan yang diperlukan.[18]

6.      Memilih dan mempersiapkan karir ( pekerjaan )
Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini , mereka sudah memiliki keyakinan nilai-nilai untuk bekal hidup dalam karir. Mereka sudah mampu memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mampu mengarahkan diri mereka dalam pendidikan dan kepribadian sesuai tuntutan pekerjaan yang mereka pilih. Mereka telah menyadari bakat-bakat khusus yang menonjol yang mendukung karir mereka kelak. Isi tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja memilih pekerjaan dan jabatan sesuai dengan kesanggupan dan kesiapan yang dimilikinya.
7.      Mengharapkan dan mencapai prilaku sosial yang bertanggung jawab.
Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini mampu mempertanggungjawabkan tingkah laku sosialnya. Mereka berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, sebagai masyarakat mereka benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, mencintai dan ingin bertingkah laku sosial yang manusiawi. Remaja ini suka membina keakraban dalam organisasi sekolah, organisasi sosial untuk membantu orang lemah. Suka berjuang untuk kepentingan masyarakat yang lemah dan orang teraniaya. Mereka menjunjung tinggi nilai keadilan dan demokrasi dalam kehidupan beragama, ekonomi dan politik. Mereka bukan hanya hanya mau mengkritik, tetapi juga berjuang untuk  mengatasi ketidakadilan dan otoriter dengan kegiatan yang nyata.
8.      Mempersiapkan kehidupan keluarga dan perkawinan
Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini sudah mampu mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga, dan memiliki anak. Dasar dari tugas perkembangan ini adalah kematangan yang normal dari remaja yang menghasilkan daya tarik kuat diantara dua jenis kelamin yang berbeda.
9.      Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pegangan untuk berprilaku.
Remaja yang mencapai tugas perkembangan ini akan menjadi remaja yang taat melaksanakan nilai-nilai agama, budaya dan ilmu pengetahuan dalam bertingkah laku, selain itu mereka sudah memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras ( harmoni ) dengan orang lain. Mereka menunjukkan tingkah laku yang sempurna dalam moral, seperti kejujuran, kasih sayang, tenggang rasa, kerja keras, keadilan dan bertanggung jawab. Mereka menerima kewajiban atau tanggung jawab bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, atau golongan saja, tetapi juga kepentingan masyarakat atau orang banyak.
Pendapat yang sama tentang jenis-jenis tugas perkembangan remaja dikemukakan oleh Havighurst dalam Nana Syaodih bahwa ada (9) tugas perkembangan yang akan dicapai oleh seorang remaja untuk menuju tahap perkembangan seorang dewasa. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya, namum puncaknya terjadi pada periode ini. Setelah mampu melewati berbagai gejolak yang berkaitan dengan aspek afektif, psikomotor, intelektual dan moral maka remaja akan berubah menjadi seorang dewasa.[19]

  1. Peran Guru Pembimbing
Guru pembimbing adalah Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah peserta didik.[20]
Dalam SK Menpan No. 84/1993, pasal 4 ditegaskan bahwa tugas pokok Guru Pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.[21] Unsur utama yang terdapat dalam tugas pokok Guru Pembimbing meliputi pola 17  Bimbingan dan Konseling yaitu :
(a) Bidang-bidang bimbingan ( 4 bidang ), (b) Jenis-jenis layanan BK ( 7 jenis layanan ), (c) Jenis-jenis kegiatan pendukung BK ( 5 kegiatan pendukung ), (d ) Tahapan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling ( 5 Tahapan ), ( e ) Jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab Guru Pembimbing untuk memperoleh pelayanan Bimbingan dan Konseling ( Minimal 150 orang siswa ).[22]

       Pola 17 Bimbingan dan Konseling tersebut dapat dirincikan sebagai berikut :[23]
1.      4  Bidang bimbingan
- Bimbingan Pribadi
                                    - Bimbingan social
                                    - Bimbingan belajar
                                    - Bimbingan karier
2.      7 Jenis layanan
- Layanan Orientasi
                                    - Layana Informasi
                                    - Layanan Penempatan dan Penyaluran
                                    - Layanan Pembelajaran
                                    - Layanan konseling Individual
                                    - Layanan Konseling Kelompok
                                    - Layanan Bimbingan Kelompok
3.      5  Kegiatan Pendukung
- Himpunan Data
                                    - Aplikasi Instrumentasi
                                    - Konferensi Kasus
                                    - Alih Tangan Kasus

Dalam mengarahkan kegiatan Bimbingan dan Konseling pola 17  tersebut, seorang Guru Pembimbing harus dapat mengarahkan kepada hal-hal pokok yang menyangkut perkembangan individu serta kehidupan mereka sehari-hari. Fokus utama yang harus diperhatikan adalah terpenuhinya tugas-tugas perkembangan siswa.
Menurut Dewa Ketut Sukardi bahwa secara khusus tujuan dari bimbingan dan konseling disekolah adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan betanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Dan bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[24]

Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan peserta didik, kegiatan Bimbingan dan Konseling mendorong dan memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya, meliputi kekuatan dan kelemahan dirinya, serta masalah-masalah yang sedang atau mungkin dialami.
2.      Siswa mengenal dan memahami lingkungannya, meliputi lingkungan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya, lingkungan sekolah, lingkungan sosial dan budaya, serta berbagai kemanfaatan, tuntutan dan pengaruh yang dapat ditimbulkannya.
3.      Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk pengembangan arah karir yang hendak diraihnya di masa yang akan datang.[25]

Seorang Guru Pembimbing dalam menjalankan perannya harus mampu menyusun suatu program Bimbingan dan Konseling sebagai pegangan bagi dirinya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa asuhnya. SK Mendikbub No.25/O/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya beserta sejumlah panduan tentang Bimbingan dan Konseling memberikan rambu-rambu berkenaan dengan program Bimbingan dan Konseling dan pelaksanaannya, yaitu :[26]
a.        Jenis Program
Program Bimbingan dan Konseling adalah satuan besar atau kecil rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan pada priode tertentu.
-  Program tahunan, yang didalamnya meliputi program semesteran dan bulanan. Yaitu Program Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan secara penuh dalam kurun waktu satu tahun pelajaran dalam satu unit semesteran dan bulanan.
-  Program bulanan, yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian. Yaitu program Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan secara penuh dalam kurun waktu satu bulan dalam unit mingguan dan harian
-  Program harian, yaitu program Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan secara penuh pada hari-hari tertentu dalam satu minggu, yang merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu pada satu satuan pendidikan. Program harian dicantumkan secara tertulis pada satuan layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling.
b.           Unsur Program
Program Bimbingan dan Konseling untuk setiap priode disusun dengan memperhatikan unsur-unsur :
- Kebutuhan siswa akan layanan Bimbingan dan Konseling yang diketahui melalui berbagai cara/alat pengungkapan masalah dan yang terdapat dalam himpunan data.
-  Jumlah siswa asuh yang  wajib dibimbing :
a. Guru Pembimbing ( minimal )         : 150 orang siswa
b. Kepala sekolah yang berasal           : 40 orang siswa
dari Guru Pembimbing                    
c.  Wakasek yang berasal                     : 75 orang siswa
dari Guru Pembimbing                    
d. Guru Kelas ( di Sekolah Dasar )     : Sebanyak murid               dalam satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
- Bidang-bidang Bimbingan ( Bimbingan pribadi, sosial, belajar, karir )
-  Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling ( layanan Orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok)
- Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling ( aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus)
- Volume kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah diperkirakan sebagai berikut :
a. Layanan Orientasi                           : 4-6 %
b. Layanan Informasi                          : 10-12 %
c. Layanan Penempatan Penyaluran   : 5-8 %
d. Layanan Pembelajaran                    : 12-15 %
e. Layanan Konseling  Perorangan     : 12-15 %
f. Layanan Bimbingan  Kelompok      : 15-20 %
g. Layanan Konseling  Kelompok      : 12-15 %
h. Aplikasi Instrumentasi                    : 4-8 %
i. Himpunan Data                                : Kegiatan rutin
j. Konferensi Kasus                             : 5-8 %
k. Kunjungan Rumah                          : 5-8 %
l. Alih Tangan Kasus                           : 0-2 %
- Frekuensi layanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal.
- Lama Kegiatan : setiap kegiatan ( Kegiatan layanan dan pendukung Bimbingan dan Konseling ) berlangsung sekitar dua jam.
- Waktu kegiatan : Kegiatan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan pada waktu jam pelajaran sekolah sesuai dengan SK Mendikbud No.025/O/1995.
- Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas atau sekolah baru bagi siswa yang bersangkutan.
c.  Materi Program
Program Bimbingan dan Konseling  umtuk setiap periode berisikan materi Bimbingan dan Konseling yang merupakan sinkronisasi dari unsur-unsur :
-  Tugas perkembangan siswa yang mendapatkan layanan
-   Bidang-bidang bimbingan
- Jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling[27]

Materi-materi tersebut yang meliputi juga materi pendidikan budi pekerti, mengarah pada pemahaman diri siswa dan lingkungannya, serta pengembangan diri dan arah karir siswa. Adapun materi-materi layanan Bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan adalah :
1.  Layanan Orientasi
a.  Layanan orientasi dalam bimbingan pribadi seperti bentuk pelayanan bimbingan dan konseling dalam memantau siswa mengenal kemampuan, bakat, minat, dam cita-citanya serta uasaha mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang ditemui.
b. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan sosial meliputi kegiatan :
- Pengenalan suasana kehidupan dan tata karma tentang hubungan sosial disekolah, baik dengan sesama teman, guru, wali kelas, maupun stap sekolah lainnya.
- Lingkungan sosial masyarakat sekitar sekolah dengan berbagai  bentuk tuntutan pergaulan dan kebiasaan masyarakat.
c.  Layanan orientasi dalam bimbingan belajar yamg meliputi kegiatan pemberian orientasi tentang : kurikulum SMA yang berkenaan dengan jenis dan sistem penetapan pilihan kegiatan ekstra kurikuler.
d.             Layanan orientasi dalam bimbingan karir meliputi peranan bimbingan dan konseling dalam pelacakan karir, dan pelaksanaan bimbingan karir di SMA.[28]
2.  Layanan Informasi
a.     Layanan informasi dalam bimbingan pribadi, meliputi kegiatan pemberian informasi tentang :
- Tugas-tugas perkembangan masa remaja, khususnya tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
- Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk pembinaan, pengembangan dan penyalurannya, serta membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa remaja awal kemasan dewasa yang penuh tantangan.
b.    Layanan informasi dalam bimbingan sosial, meliputi pemberian  
                               informasi tentang :
-      Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan pengembangan hubungan sosial.
-      Cara bertingkah laku , tata karma, sopan santun, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Nilai-nilai sosial, agama, adat istiadat, dan kebiasaan yang berlaku di  masyarakat.
c.       Layanan informasi dalam bimbingan belajar, meliputi kegiatan pemberian informasi tentang : tugas-tugas perkembangan masa remaja berkenaan dengan pengembangan diri, keterampilan, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta pemberian informasi tentang kursus dan sekolah yang mungkin dimasuki setamat SMA.
d.      Layanan Informasi dalam bimbingan karir, meliputi kegiatan pemberian informasi tentang :
-      Tugas-tugas perkembangan remaja tentang kemampuan dan perkembangan karir, sekolah menengah, kursus-kursus, beserta program pilihannya, baik umum maupun kejuruan dalam rangka pengembangan karir
-      Jenis, tuntutan dan syarat-syarat jabatan yang dapat dimasuki tamatam SMA, seperti kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki
-      Kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karir, dan tuntutan pendidikan yang lebih tinggi serta berbagai akibatnya[29]
3.   Layanan penempatan dan penyaluran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada beberapa macam, diantaranya :
-      Penempatan di dalam kelas yang didasarkan pada kondisi fisik, dan hubungan sosial siswa.
-      Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok belajar yang didasarkan pada kemampuan
-      Penempatan dan penyaluran kedalam program yang lebih luas misalnya karir[30].

4.      Layanan pembelajaran dalam bimbingan karir, meliputi kegiatan pengembangan pemahaman, sikap, dan kebiasaan belajar, program pengajaran perbaikan, dan program pengayaan, yang diharapkan dapat memantapkan pada diri siswa :
-    Pilihan karir
-    Orientasi dan informasi karir/ pekerjaan, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan
-    Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan karir
-    Pilihan, orientasi dan informasi perguruan sesuai dengan arah pengembangan karir.[31]
5.  Layanan konseling perorangan
a.       Layanan konseling perorangan dalam bimbingan pribadi, meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan :   
-    Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa
-    Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
-    Kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri                                                                                    
b.       Layanan konseling perorangan dalam bimbingan sosial meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan :
-    Kemampuan berkomunikasi , serta menerima dan menyampaikan pendapat secara logis, efektif dan produktif
-    Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, dengan menjunjung tinggi tata karma, norma dan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan kebiasaan yang berlaku
-    Hubungan dengan teman sebaya  baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat
c.       Layanan konseling perorangan dalam bimbingan belajar meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan :
-    Motivasi dan tujuan belajar
-    Motivasi belajar, pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya di sekolah dan lingkungan sekitar
-    Orientasi belajar di perguruan tinggi
d.       Layanan konseling perorangan dalam bimbingan karir meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan :
-    Pilihan karir
-    Orientasi dan informasi karir/ pekerjaan, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan
-    Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan karir
-    Pilihan, orientasi dan informasi perguruan sesuai dengan arah pengembangan karir.[32]
6.  Layanan bimbingan kelompok dan Layanan konseling kelompok
a.         Layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok dalam bimbingan pribadi, meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan:   
-    Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa
-      Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
-      Pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya                 
b.      Layanan bimbingan kelompok dan Layanan konseling kelompok dalam bimbingan sosial meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan :
-    Kemampuan berkomunikasi , serta menerima dan menyampaikan pendapat secara logis, efektif dan produktif
-    Kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, dengan menjunjung tinggi tata karma, norma dan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan kebiasaan yang berlaku
-    Hubungan dengan teman sebaya  baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat
c.       Layanan bimbingan kelompok dan Layanan konseling kelompok dalam bimbingan belajar meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan:
-    Motivasi dan tujuan belajar
-    Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya di sekolah dan lingkungan sekitar
-    Orientasi belajar di perguruan tinggi
d.        Layanan bimbingan kelompok dan Layanan konseling kelompok dalam bimbingan karir meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling perorangan yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan :
-    Pilihan karir
-    Orientasi dan informasi karir/ pekerjaan, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan
-    Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan karir
-    Pilihan, orientasi dan informasi perguruan sesuai dengan arah pengembangan karir.[33]



[1] Elida Prayitno, Psikologi Perkembangan Remaja, Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Padang,2001, Hal.5
[2] Andi Mapiare, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1992, Hal.25
[3] Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, Hal.10
[4] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung,2005, Hal.65
[5] Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,  Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, Hal.124
[6] Singgih D. Gunarsah, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, BPK Gunung Mulya, Jakarta, 1995, Hal.237
[7] Elida Prayitno, Op.Cit. Hal.6-8
[8] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Praktek Sepanjang Rentang Kehidupan ), Erlangga, Jakarta, 2004, Hal.208
[9] Ibid, Hal.207-209
[10] Ibid, hal.65
[11] Sunarto, Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta , Jakarta, 2002, Hal.43
[12] Andi Mapiare, Op. Cit, Hal.111
[13]Oemar Malik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2004, Hal.120
[14] Elida Prayitno, Op. Cit, Hal.37
[15] Akmal Hawi, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, IAIN Raden Fattah Press, Palembang, 2005, Hal.121
[16] Ibid, Hal.120
[17] Elida Prayitno, Op. Cit, hal.40
[18]Akmal Hawi, Op. Cit. Hal. 122
[19] Nana Syaodih, Op. Cit,  Hal.125
[20] Prayitno, SPPBKS Buku III,( Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di SMU), PT Sumber Daya Mipa, Jakarta, 1997,Hal.7
[21] Ibid, Hal.117
[22] Ibid, Hal.118
[23] Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, Hal.254-255
[24]Ermis Suryana, Bimbingan Dan Konseling, IAIN Raden Fattah Press, Palembang, 2005, Hal.41
[25]Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, Balitbang, Jakarta, 2002,Hal.11-12
[26] Ibid, Hal.21
[27] Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Op. Cit. Hal. 19
[28] Prayitno ( SPPBKS), Op.Cit, Hal.55-56

[29]Ibid, Hal.59-61
[30]Ibid, Hal.63-64
[31]Ibid, Hal.67-69
[32]Ibid, Hal.73-74
[33]Ibid, Hal.78-80

Oia Sob.. Jangan Lupa, Kasih Commentny ya... yang sifatnya membangun guna perbaikan blogg ini dimasa yang akan datang

No comments:

Featured post

Hak dan kewajiban suami istri menurut imam mazhab

--> Kewajiban suami atau hak istri a)       Meminpin, memelihara dan membimbing keluargaserta menjaga dan bertanggung jawab atas ...

Popular Posts