Wellcome to Jeymind18

Friday 8 March 2013

Taubat


Taubat artinya kembali merujuk kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang serta menyerah diri (surrender) kepada-Nya. Maka orang yang bertaubat ini ialah orang yang datang kepada Allah yang sifatnya Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menyerah diri (surrender) pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Yakni kesal, sedih, dukacita serta rasa tak patut di atas dosa-dosa yang dilakukan sehingga menangis mengeluarkan air mata. Hati terasa remuk-redam bila memgingati dosa-dosa yang dilakukan itu. Merayu moga-moga Allah sudi mengambil perhatian. Merintih moga-moga Allah mendengar. Memohon agar Allah yang Maha Pengampun akan mengampuninya. Meminta agar Allah memandang dan memberi dengan penuh kasih sayang. Hati remuk-redam itu menjadikan anggota-anggota lahir (mata, telinga, kepala, kaki, tangan, kemaluan) tunduk dan patuh kepada syariat yang Allah tetapkan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan durhaka itu.
Syarat-syarat taubat dapat dibagi menjadi dua, seperti dosa dan pahala terbagi kepada dua. Yaitu syarat taubat diatas dosa dan kesalahan kepada Allah dan juga dosa dan kesalahan kepada sesama manusia. Antara syarat-syarat taubat yang berhubungan dengan Allah ialah :
1. Menyesal sungguh-sungguh di atas dosa-dosa yang telah dilakukannya. Yakni terasa kesal, sedih, dukacita, rasa tidak sepatutnya melanggar syariat Allah. Sekaligus datang perasaan menyerah diri pada-Nya.
2. Berazam sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perkara-perkara yang menjadi larangan Allah itu.
3. Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa kepada Allah baik dosa besar maupun dosa kecil.
a. Diantaranya contoh dosa-dosa besar ialah meninggalkan shalat, tidak puasa, meramal nasib, minum arak, zina, judi, sogok, riba, memfitnah, mengumpat, membunuh dan lain-lain lagi.
b. Diantara dosa-dosa kecil ialah membuka aurat, bergaul bebas antara lelaki dan perempuan, melihat aurat yang bukan muhrim, mendengar nyanyian yang menaikkan nafsu syahwat, bercakap-cakap yang cabul, bergurau berlebih-lebihan, membazir dan lain-lain lagi.
Oleh karena itu kalaulah selama ini ia terlibat dengan perbuatan yang haram (seperti riba, minum arak, dll) maka dia tidak akan buat lagi atau terus meninggalkan perbuatan tersebut. Juga kalau ia terlibat dengan dosa meninggalkan perkara-perkara wajib (seperti tinggal shalat dan tinggal puasa), maka ia takkan meninggalkannya lagi. Artinya ia terus melaksanakan perkara-perkara yang wajib dengan bersungguh-sungguh dan membayar (qada') segala perintah wajib yang tertinggal itu.
Sekiranya seseorang itu berbuat dosa dan kesalahan yang ada hubungan sesama manusia, antara syarat-syarat taubt yang harus ditempuhnya ialah :
1. Menyesal sungguh-sungguh di atas segala kesalahan atau kejahatan yang dibuatnya yang ada hubungan dengan orang lain itu. Rasa sedih, dukacita dan rasa tidak patut dia berbuat begitu, benar-benar terasa di hatinya.
2. Berniat sungguh-sungguh meninggalkan (atau tidak mengulangi) perkara-perkara yang mendatangkan dosa yang ada hubungan dengan manusia.
3. Meninggalkan semua perkara-perkara yang mendatangkan dosa kepada manusia.
4. Meminta maaf atau minta redha (halal) di atas dosa-dosa dengan manusia (orang yang bersangkutan) atau membayar gantirugi atau memulangkan barang yang telah diambil itu. Dosa-dosa sesama manusia ini kalau hendak kita sebutkan terlalu banyak. Secara ringkasnya, ia dapat dibagikan menjadi empat kategori, yaitu:
  1. Dosa yang ada hubungan dengan harta seperti htang yang tidak dibayar, harta yang dicuri, dirampas, ditipu, dibinasakan dan lain-lain lagi. Ini semua harus minta dihalalkan atau harus minta maaf kepada orang yang bersangkutan, atau harus dibayar hutang tersebut, atau harus dibayar berupa gatiruginya dan seumpamanya.
  2. Dosa yang ada dengan hubungan pribadi, seperti memukul, menempeleng, menyubit, merotan, mendera seperti push up, mengikat dirinya, merantai, menyiksa dengan benda-benda tajam atau binatang bisa, mencacatkan anggota atau memotong anggotanya, mengurung atau memenjarakan dan lain-lain. Dosa-dosa ini semuanya harus ditebus dengan meminta maaf kepada orang yang berkenaan. Atau menerima hukuman mengikut ketentuan dari syariat, sekiranya orang itu meminta dikenakan hukuman diatas perbuatan kita itu.
  3. Dosa yang ada hubungan dengan kehormatan atau agamanya. Seperti memberi malu di kalangan khalayak ramai, mengumpat dirinya, menghina dia, menuduh dia dengan tuduhan-tuduhan yang tidak benar, fitnah dan lain-lain kesalaahn. Ini semua harus ditebus dengan minta maaf atau minta redha.
  4. Dosa yang ada hubungan dengan keluarganya, seperti pernah memegang-megang, meraba-raba, mencium-cium anak gadisnya atau menzinai anggota keluarganya atau membunuh ahli keluarganya dan lain-lain. Maka hendaklah minta maaf dan minta redha dari keluarganya. Kalau mereka tidak redha atau tidak memaafkan, maka mesti sanggup untuk diapa-apakan saja oleh pihak keluarganya itu. Misalnya, apakah dipukul, ditempeleng, dan sebagainya, mengikut yang ditentukan oleh syariat seperti yang disahkan oleh mahkamah.
Disini dapat kita lihat, bahwa bertaubat atas dosa kepada sesama manusia lebih berat daripada dosa kepada Allah. Ia harus menempuh empat syarat tetapi dosa kepada Allah hanya cukup menempuh tiga syarat saja. Jadi semua tuntutan syariat ini harus dibuat mengikut kaedah-kaedah tadi barulah taubat itu diterima Allah. Sungguhpun begitu bukan mudah untuk menunaikan syarat-syarat ini melainkan setelah memiliki hati yang benar-benar ikhlas dan surrender (menyerah sebulat hati) pada-Nnya. Kalau tidak dapat menunaikan syarat-syarat ini, tetap juga taubat itu tidak diterima. Orang yang egonya tinggi amat berat untuk bertaubat. Lebih-lebih lagi dosa yang dilakukan itu kepada sesama manusia.

No comments:

Featured post

Hak dan kewajiban suami istri menurut imam mazhab

--> Kewajiban suami atau hak istri a)       Meminpin, memelihara dan membimbing keluargaserta menjaga dan bertanggung jawab atas ...

Popular Posts